FAKTA, KONSEP, dan GENERALISASI TEORI
A. FAKTA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa, fakta
mempunyai arti: hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg
benar-benar ada atau terjadi.
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa)
yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin
kebenarannya atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta adalah
segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi
pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan suatu bukti terjadinya
sesuatu. Bila sesuatu tersebut menyangkut kehidupan masyarakat banyak dan
bersifat sosial, maka fakta tersebut disebut sebagai fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak,
berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid
diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat
kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat
adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu
(sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Fakta dapat menyebabkan lahirnya
teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang
ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang
sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi
dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami.
Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan
bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Ada kalanya
guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta ini dengan
cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa,
seperti :
1) Siapakah teman kalian yang tidak hadir hari
ini ?
2) Siapakah nama guru IPS kalian yang sedang
mengajar saat ini?
3) Ada berapa meja belajar yang ada di ruang ini
?
Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas
merupakan fakta.
Dengan demikian, akan disadari bahwa
fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun, perlu disadari
bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya
bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :
1) Kemampuan untuk mengingat fakta sangat
terbatas
2) Fakta bisa berubah pada suatu waktu, misalnya
tentang perubahan iklim di suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya
3) Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Sebagai contoh fakta adalah: Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Semarang adalah Ibu Kota Jawa Tengah,
Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, dan sebagainya.
Fakta merupakan salah satu bahan
kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta
merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada
kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah
terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa
konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta,
konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang
harus dipahami siswa.
B.
KONSEP
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, konsep diartikan sebagai: (1) rancangan atau buram surat dsb;
(2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) gambaran
mental dari objek, proses, atau apa yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh
akal budi untuk memahami hal-hal lain
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan
abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan
suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Misalnya, kita
mengatakan binatang klasifikasi dari jenis-jenis makhluk yang disebutkan
diatas. Jika kita menyebutkan kata “keluarga” maka kedalam konsep keluarga itu
termasukbapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang
konsep, berikut ini dikemukakan beberapa sifatnya.
1. Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan
gambaran mental tentang benda, peristiwa, atau kegiatan. Misalnya, kita
mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu.
2. Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda
yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.
3. Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang
tentang konsep “kelompok” misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti
didalam kamus. Kamus memiliki makna lain yang lebih luas.
Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna
konotatif. Makna denotative berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus,
misalnya arti kata Revolusi adalah perubahan cepat dalam hal prosedur,
kebiasaan, lembaga, dan seterusnya. Revolusi juga mempunyai makna konotatif
antara lain sebagai berikut:
1. Makna revolusi merangkum makna denotative.
2. Revolusi tidak sama dengan pemberontakan,
melainkan kejadian yang penting yang telah direncanakan dan diatur secara
sungguh-sungguh.
3. Konsep revolusi ini mencakup kepemimpinan, baik
oleh kelompok maupun perseorangan.
4. Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu,
apakah itu orang atau lembaga, lebih jauh bukan hanya menentang tetapi juga
melawan dengan kekuatan.
Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep.
Siswa harus memahami makna konsep ini. Dalam perkembangan lebih lanjut para
siswa akan memiliki pemahaman yang benar tentang arti konsep dalam Revolusi
Kemerdekaan Indonesia, Negara berkembang, pertumbuhan ekonomi republik,
kabinet, dan seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh arti yang benar
tentang makna yang terkandung didalam konsep-konsep tersebut, mereka akan
memberi arti secara menggelikan. Contoh lain, misalnya konsep Perang
Dingin, apakah itu perang didaerah kutub utara? (Womarck : 32).
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam
rangka memahami makna konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan
diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dari
suatu istilah atau kata.
2. Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai
kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan
guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan sendiri.
3. Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan
penjelasan, dan segera menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu
tidak mudah. Namun demikian, perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah
belajar konsep sejak belum masuk sekolah dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berfikirnya. Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin
abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep
pada diri anak tidaklah mudah hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi berdasarkan
satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat mengabstraksikan, dan membuat
generalisasi. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah
proses mengkategorikan, mengklasifikasikan dan memberi nama pada sekelompok
objek.
C.
GENERALISASI
Kita membutuhkan uang untuk hidup.
Ayam termasuk hewan berkaki dua. Kedua pernyataan ini menghubungkan
beberapa konsep, yakni konsep uang dan hidup atau konsep ayam dan hewan.
Apakah pernyataan tersebut merupakan generalisasi? Mengapa pernyataan
tersebut disebut sebagai generalisasi? Apa ciri-ciri generalisasi?
Generalisasi merupakan salah satu konsep dasar yang harus dikuasai untuk
mempelajari IPS., karena dalam pembelajaran IPS banyak konsep-konsep yang
bersifat abstrak maupun konkrit yang didasarkan atas fakta yang terjadi di
lingkungan sekitar peserta didik.
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh.
Oleh karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari
suatu gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta
yang ada.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, generalisasi mempunyai arti: (1)
perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dsb; (2)
perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya (panjang
lebar dsb); (3) perihal membentuk gagasan yang lebih kabur; (4) penyamarataan.
Fakih Samlawi (1998;9) mengemukakan bahwa : “ generalisasi merupakan
sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah
pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan
sejumlah besar informasi”
Rochiati dalam
Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi, yaitu:
1. Generalisasi deskriptif.
Contoh: Pada umumnya
pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
- Generalisasi sebab akibat.
Contoh: Di dalam
revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan
berlangsung pementahan teror.
- Generalisasi acuan nilai.
Contoh: Raja adil
raja disembah, raja lalim raja disanggah.
- Generalisasi prinsip universal.
Contoh: Kapasitas
sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya
alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.
Hubungan
antar dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara emperis dinamakan
generalisasi. Oleh karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi,
hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip.
1) Ciri-ciri generalisasi
- Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau
lebih.
- Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang
menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh.
- Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari
sekedar konsep.
- Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas
dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata.
- Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti
yang pasti dengan mengguna-kan sistem penalaran dan equity.
2) Fungsi generalisasi
- Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
- Mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar.
- Membantu
dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam
kurikulum studi IPS.
3) Perbedaan antara konsep dan generalisasi
GENERALISASI >< KONSEP
- Generalisasi
adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan dalam
kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan atribut
berkaitan.
- Generalisasi memiliki tesis yang
menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis.
- Generalisasi bersifat objektif dan
impersonal/tidak satu/umum. Konsep amat subjektif dan personal yang
memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain.
- Generalisasi memiliki aplikasi yang universal.
Konsep hanya terbatas pada orang-orang tertentu.
- Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf
awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta yang membawakan sejumlah
konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan
atau penerapan yang sangat terbatas ke arah waktu, tempat, dan
ruang, atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan
penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan memahami
suatu generalisasi.
- Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan
kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih
luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan
dengan fakta.
Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk
secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu
materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang
ada. Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau
data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan
demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian
keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka
membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS Konsep dan
generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS.
Pada tingkat SD lebih ditekankan
pada pemahaman konsep, dan pada tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan
kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah.
Konsep dapat dipelajari dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah
contoh yang positif. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa konsep efektif
diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga dapat dibentuk
karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang
menggambarkan karakteristik yang membedakannya.
D.
TEORI
Dalam bidang
pembelajaran sering sekali antara istilah model dengan istilah teori disamakan
walaupun ada juga pandangan yang membedakan antara model dengan teori.
Kebingungan penggunaan istilah teori dengan model terjadi karena 2 hal berikut,
yakni:
1)
Ketidakpastian
apakah sebuah model merupakan “model dari (analisis)” situasi yang umum atau
teori, ataukah dimaksudkan untuk menjadi “model untuk (sintesis)” emergent
arrangement atau teori, dan
2)
Berkaitan
dengan masalah adaptasi paradigma dari sebuah ilmu laboratorium ekperiemental
ke paradigma suatu bidang terapan.
Guna
memberikan landasan pemahaman yang benar tentang konsep teori serta model,
berikut dibahas definisi teori dan model secara komprehensif serta
perbedaan-perbedaan yang ada di antara 2 istilah tersebut. Teori adalah
sekelompok proposisi yang berhubungan yang menunjuk-kan mengapa suatu peritiwa
terjadi. Dorin, dkk (1990) menyatakan bahwa teori menyediakan sebuah penjelasan
umum atas suatu observasi, menjelaskan dan memprediksi perilaku, bisa
dimodifikasi, dan memiliki kebenaran relatif untuk dites.
Teori
berhubungan dengan proposisi karena proposisi membentuk teori. Teori terdiri
dari konsep dan hubungan di antara mereka (Hoover, 1984). Teori, menurut Hoover
(1984), berguna untuk tujuan-tujuan berikut ini.
1)
Memberikan
pola interpretasi data.
2)
Menghubungkan
satu kajian dengan kajian lain
3) Menawarkan kerangka
kerja sehingga konsep dan variabel mendapatkan signifikansi yang khusus
4) Memandu
menginterpretasi makna yang lebih luas dari temuan bagi diri dan lainnya.
Seperi
halnya makna secara umum bagi semua disiplin ilmu, konsep teori dalam bidang
teknologi pembelajaran juga memiliki sifat-sifat khusus. Teori pembelajaran
bisa dilihat secara deskriptif dan preskriptif.
Teori
pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memerikan hasil dengan menempatkan
variabel metode dan kondisi sebagai variabel bebas, dan variabel hasil sebagai
variabel terikat. Teori ini menekankan goal free. Teori
pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan menempatkan
variabel hasil dan kondisi sebagai variabel bebas dan variabel metode sebagai
variabel terikat.
Teori
pembelajaran adalah teori yang menawarkan panduan ekplisit bagaimana membantu
orang belajar dan berkembang lebih baik. Jenis belajar dan pengembangan
mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, fisikal, dan spiritual (Reigeluhth,
1999). Ini artinya teori pembelajaran mesti menunjukkan beberapa karakteristik
berikut.
1) Designed
oriented (berfokus pada alat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan untuk belajar atau pengembangan daripada description
oriented berfokus pada given events.
2) Mengidentifikasi
metode pembelajaran (cara untuk mendukung dan memfasilitasi belajar) dan
situasi pada mana metode dipakai atau tidak dipakai.
3)
Metode
pembelajaran bisa dipecah-pecah menjadi rinci sebagai panduan.
4)
Metode
pembelajaran adalah probabilistic daripada deterministic.
Teori-teori
preskriptif pada kenyataannya menghasilkan temuan penelitian yang signifikan
dan tidak signifikan, artinya masih membingungkan, belum konsisten.
E.
HUBUNGAN
FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI
Fakta merupakan salah
satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain
bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan
fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa
yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep.
Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu
generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial yang harus dipahami.
Fakta dapat menyebabkan
lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang
ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah
ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan
prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat
membentuk suatu konsep dan generalisasi.
Menurut Savage dan
Anstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “konsep tidak dapat dipelajari dalam
kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta
yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama
lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian.
Hubungan yang erat
antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut ini:
Sebagai contoh:
Seorang anak berasal
dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sudah
berjuang keras menyelesaikan studinya.
Waktu di SD ia pernh
berjualan es untuk menambah uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya yang
tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia berjualan Koran, dan di SLTA ia
pernah bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang sekolah. Sampai di
Perguruan Tinggi ia bekerja di sebuah pesahaan garmrnt. Semua pekerjaan ia
lakukan dengan serius dan tekun sehingga dapat meyelesaikan studinya sampai
menjadi seorang sarjana.
Fakta tersebut di atas
tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau konsep tentang
cita-cita. Suat cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan
pengorbanan. Siapapun yang ingin menggapai cita-citanya ia harus berjuang dan
berkorban apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan.
Sebenarnya dari ilustrasi di atas terdapat tiga konsep perjuangan,
pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu cita-cita
akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.
Dari contoh di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling berkaitan dapat
membentuk suatu konsep.
Hubungan antara konsep
dan generalisasi dapat dilihat dari pernyataan Savage dan Amstrong berikut: “ketika angka pengangguran di suatu
negara meningkat, maka kejahatan dan criminal pun meningkat pula”.
Dari generalisasi
tersebut di atas terdapat beberapa konsep, yaitu: konsep pengangguran, konsep
negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep.
Dari keterangan di atas
dapat disimpulkan bahwa fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian
atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan ilmu-ilmu
sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu
pengetahuan yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di dalam proses
pembelajaran.
KESIMPULAN
Fakta adalah hal (keadaan,
peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi dan
terjamin kebenarannya atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta
adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi
pada tempat dan waktu tertentu. Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang
amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan
salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat
menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta
merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang
saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan
generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus
dipahami siswa.
Menurut Soedjadi (2000:14)
pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan
klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu
istilah atau rangkaian kata.
Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah
satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang
yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek
dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak
berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata
(lambang bahasa). Jadi pengertian konsep adalah generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan
barbagai fenomena yang sama.” Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas
objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang
mempunyai atribut yang sama.
Hubungan antar dua atau lebih
konsep yang sudah teruji secara emperis dinamakan generalisasi. Oleh karena itu
generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan,
pemahaman, atau prinsip.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati,
Mijunem, Senen Anwar, 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: DIREKTORAT
JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
http://Butterfly Can 't to Fly FAKTA, KONSEP,DAN GENERALISASI.htm
http://Makalah Pembaharuan Konsep dan Teori Dalam Pembelajaran IPS di
MI.htm
0 komentar:
Posting Komentar