Penanaman
Nilai Cinta Tanah Air dalam Pembelajaran
PKN
Melalui Metode Sosiodrama
pada
Siswa Sekolah Dasar
Disusun
guna memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester “Konsep Dasar PKn SD” dengan Dosen
Pengampu Drs. H. Imam Muchtar, S. H., Hum dan Fajar Surya Hutama, S. Pd, M, Pd
Oleh
DEWI AFIATUN
HASANAH
150210204001
KELAS : B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS JEMBER
2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia termasuk negara yang majemuk karena
terdiri dari banyak suku, budaya, ras, dan bahasa. Keragaman yang ada di
Indonesia inilah yang menjadikan Indonesia memiliki ideologi negara Pancasila.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Di dalam Pancasila terdapat salah satu sila yang menjunjung tinggi
persatuan di dalam negara ini. Sila yang dimaksud adalah sila persatuan
Indonesia.
Tanpa disadari banyak para siswa sekolah Dasar lebih banyak
menggunakan budaya asing dalam kehidupannya, dan gaya hidupnya. Oleh karena
itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan yang ada dalam negara
ini. Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan dalam Negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan
kesadaran dari makna sila ketiga “Persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat
khususnya siswa Sekolah Dasar agar mereka menyadari betapa pentingnya persatuan
dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi tetap menjaga persatuan
dalam Negara ini. Berawal dari latar belakang di atas, maka saya mengangkat
judul “Penanaman Nilai Cinta Tanah Air dalam Pembelajaran PKN Melalui
Metode Sosiodrama pada Siswa Sekolah Dasar”
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
Penanaman Nilai Cinta Tanah Air dalam Pembelajaran PKN Menggunakan
Metode Sosiodramapada Siswa Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Penanaman
Nilai Cinta Tanah Air dalam Pembelajaran
PKN Menggunakan Metode Sosiodrama pada Siswa Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
2.3
Penanaman
Nilai Cinta Tanah Air dalam Pembelajaran PKN Menggunakan Metode Sosiodrama pada
Siswa Sekolah Dasar
Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal yang turut membantu tugas pendidikan informal dalam lingkungan keluarga.
Sekolah dapat dikatakan sebagai rumah kedua. Di sekolah, selain mendapatkan
pendidikan akademik anak juga mendapatkan pendidikan moral dan spiritual. Karena
itulah sekolah juga menjadi salah satu wadah yang tepat untuk menanamkan cinta
tanah air kepada seorang anak. Dalam hal ini guru sebagai pengelola kelas
mempunyai peranan yang lebih besar dibanding warga sekolah lainnya seperti
kepala sekolah, TU, maupun karyawan.
Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan upacara bendera setiap
hari Senin. Untuk membuktikan kecintaan kita terhadap tanah air memang tidak
hanya dengan mengikuti upacara bendera. Namun dengan upacara bendera, kita
telah mengajarkan kepada anak untuk menghormati bendera nasional dan para
pahlawan yang telah gugur. Kita juga dapat mengintegrasikan penjelasan mengenai
hal tersebut pada materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Anak akan
mengerti bahwa untuk mencapai kemerdekaan tidaklah mudah, namun harus melalui
perjuangan yang sangat sulit bahkan sampai titik darah penghabisan. Dengan
upacara bendera, anak akan semakin mengerti akan susahnya merebut kemerdekaan.
Dengan demikian, perjuangan generasi penerus selanjutnya ialah mempertahankan
kemerdekaan itu, mempertahankan agar Merah Putih tetap berkibar dengan
gagahnya.
Selain
upacara bendera, upaya lain yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan
cinta tanah air kepada siswa adalah menggunakan metode sosiodrama, jadi para
siswa sekolah dasar melakonkan sebuah drama tentang nasinalisme atau rasa cinta
tanah air terhadap siswa sekolah dasar. Dengan melakonkan drama tersebut, siswa
akan lebih mengerti dan memahami makna rasa cinta tanah air pada Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, mulai dari bahasa, tarian,
pakaian adat, maupun lagu daerah. Di samping melakonkan drama yang bertema
nasionalisme, siswa juga harus dikenalkan dan diajarkan untuk dapat menyanyikan
lagu wajib nasional. Sungguh ironi sekali jika siswa SD zaman sekarang mampu
menghafal puluhan lagu modern dengan musik yang lebih variatif namun malah
tidak hafal bahkan tidak tahu menahu lagu wajib nasional.
Disinilah
peran guru untuk menanamkan cinta tanah air kepada siswanya. Dengan mengajarkan
siswanya menyanyikan lagu nasional, guru telah berupaya untuk mempunyai rasa
cinta kepada tanah airnya. Pesannya ialah semodern apapun zamannya atau
seberapa cepat pun waktu berubah, sebagai bangsa Indonesia kita tetap harus
cinta akan tanah air kita. Lagu wajib nasional juga berarti kesatuan kita
sebagai bangsa Indonesia. Sekalipun setiap daerah mempunyai lagu khas
masing-masing, namun setiap warga negara harus memapu menyanyikan lagu
kebangsaan atau lagu nasional. Hal tersebut karena kita satu bangsa, Indonesia.
Upaya lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa
untuk belajar bahasa Indonesia secara kontekstual. Kebanyakan seseorang lebih
cenderung menggunakan bahasa ibu dibanding bahasa persatuan yakni bahasa
Indonesia. Bahkan ketika tumbuh dewasa, tidak jarang orang yang menggunakan
bahasa yang disebut bahasa gaul karena meniru apa yang ditayangkan di televisi
setiap hari. Menyikapi hal tersebut, guru harus membiasakan siswanya
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar tidak terkikis oleh
zaman. Pembelajaran bahasa bukanlah pembelajaran verbal dengan pendekatan
teoretis. Namun pembelajaran bahasa adalah pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual.
Pembelajaran
akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Secara
sederhana, pembelajaran bahasa akan lebih mudah diserap jika guru
mengajarkannya dengan mengintegrasikan dalam percakapan sehari-hari. Dengan
berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta teratur,
perlahan siswa akan mengikuti. Namun jika guru menjelaskan di depan kelas
bagaimana cara berbahasa Indonesia yang baik namun tidak menerapkannya dalam
keseharian, maka pembelajaran menjadi kurang bermakna. Pentingnya berbahasa
Indonesia yang baik dan benar didasarkan pada alasan bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional dan bahasa persatuan yang telah disepakati sejak
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa nasional dalam kehidupan
sehari-hari sudah dapat dikatakan salah satu upaya mewujudkan cinta tanah air
karena secara langsung atau tidak kita telah mengajarkan kepada siswa untuk
melestarikan bahasa Indonesia.
Hal
sederhana lainnya adalah dengan mengajak siswa menjenguk temannya yang sakit,
bersikap rukun dan saling menghormati, saling membantu jika ada temannya yang
kesusahan, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut memang sangat sederhana, namun
nilainya sangat penting. Dengan melakukan kebaikan-kebaikan kecil yang seolah
tak terlihat, sebenranya pengamalan Pancasila telah dilaksanakan. Dan seperti
telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pengamalan pancasila merupakan salah satu
wujud cinta kepada tanah air. Pentingnya mengamalkan Pancasila tidak hanya
terjadi di lingkungan keluarga, namun juga di lingkungan sekolah, bahkan masyarakat.
Pancasila sebagai ideology bangsa tentunya tidak hanya diterapkan di satu
lingkungan saja, namun harus menyeluruh ke dalam setiap sendi-sendi kehidupan
kita. Upaya lainnya adalah dengan mengadakan berbagai lomba ketika menyambut
perayaan hari kemerdekaan RI. Menjelang 17 Agustus, guru dapat mengadakan
berbagai lomba misalnya menggambar, menari, menyanyi, tarik tambang, dan
sebagainya. Manfaat dari diadakannya lomba ini sangat banyak, antara lain
mengembangkan kreativitas siswa, melatih kekompakan baik antar siswa, antar
guru, maupun antara siswa dengan guru.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penanaman
Nilai Cinta Tanah Air dalam Pembelajaran PKN Menggunakan Metode Sosiodrama pada
Siswa Sekolah Dasar yaitu salah satu upaya pembelajaran dengan menggunakan
drama sebagai praktek untuk rasa cinta tanah air.
Dengan
menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran PKN diharapkan siswa sekolah
dasar mampu lebih mengerti dan memahami apa makna dari nasinalisme atau cinta
tanah air pada negaranya sendiri yaitu Indonesia.
3.2 Saran
Dalam
penyusunan makalah ini, saya selaku penyusun tentunya mengalami banyak
kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata, sistematika
penulisan, maupun penggunaan bahasa yang kurang dipahami. Untuk itu saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya dikarenakan saya masih dalam tahap pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar